Minggu, 14 April 2013

TUGAS ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
"ADAT SUNDA"

PROGRAM STUDY ILMU S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN 
UNIVERSITAS KADIRI



oleh : Putri Wulandari / 12620748
Adopt:
anonim.2011.adatatautradisisunda.http://erwin.wordpress.com/2008/11/17/.diunduh pada 11-04-12.
Anonim, dan
sudiharjo.2007."Askep Keluarga Dengan Pendekatan Transkultural".Jakarta.EGC


        Untuk memenuhi tugas mata kuliah semester 2 ISBD, oleh dosen pembimbing Ibu Listika, saya mengambil kebudayaan adat Sunda, karena saya tertarik dengan adat masyarakat Sunda tersebut. Adat istiadat yang diwariskan leluhurnya pada masyarakat sunda masih dipelihara dan dihormati. Dalam daur hidup manusia dikenal upacara yang bersifat ritual adat seperti; upacara adat masa kehamilan, masa kelahiran, masa anak-anak, beberapa kegiatan adat Jawa barat tersebut ialah:

A. UPACARA ADAT MASA KEHAMILAN

1. Upacara mengandung empat bulan
    Orang-orang melakasanakan upacara pada saat kehamilan menginjak 4 bulan, karena pada usia kehamilan 4 bulan itulah saat ditiupkannya roh pada jabang bayi oleh Alloh SWT. biasanya mengundang pengajian untuk membacakan doa selamat.

2. Upacara mengandung tujuh bulan/tingkeban
    Peralatan untuk upacara memandikan ibu hamil, dan yang utama adalah rujak kanistren yang terdiri dari tujh macam buah-buahan. Ibu yang sedang hamil tadi dimandikan oleh tujuh orang keluarga dekat yang dipimpin seorang praji secara bergantian dengan menggunakan tujuh lembar kain batikyang  dipakai bergantian setiap guyuran dan dimandikan dengan air kembang tujuh rupa.

3. Upacara mengandung sembilan bulan
   Dalam upacara ini diadakan pengajian dengan maksud agar bayi yang dikandung cepat lahir dengan selamat karena sudah waktunya lahir.

4. Upacara Reuneuh Mundingeun
   Upacara tersebut dilaksanakan apabila perempuan yang mengandung lebih dari sembilan bulan, bahkan ada yang sampai 12 bulan tetapi belum melahirkan juga, perempuan yang hamil itu disebut reuneuh mendingeun, upacara ini diselenggarakan agar perempuan yang hamil tua tersebut segera melahirkan.


B. UPACARA KELAHIRAN DAN MASA BAYI

1. Upaca memelihara Tembuni/Plasenta

   Bersama dengan bayi dilahirkan tembuni (Plasenta) yang keluar biasanya dirawat, dibersihkan, dan dimasukkan kedalam kendil, dicampuri bumbu-bumbu garam, asam, dan gula merah lalu ditutup dengan memakai kain putih yang telah diberi udara melalui bambu kecil (elekan).

2. Upacara Nenjrag Bumi
    Ialah  upacara memukulkan alu kebumi sebanyak 7x didekat bayi. Atau cara lain yaitu bayi dibaringkan diatas pelupuh (lantai dari bambu yang dibelah-belah), kemudian indung beurang menghentakkan kakiknya kepelupuh didekat bayi. Maksud dan tujuan dari upacara ini ialah agar bayi kelak menjadi anak yang tidak lekas terkejut atau takut jika mendengar bunyi yang tiba-tiba dan menakutkan.

3. Upacara Puput Puseur
Pusar bayi ditutup dengan uang logam/benggol yang telah dibungkus kasa atau kapas dan diikatkan pada perut bayi, maksudnya agar pusar bayi tidak dosol, menonjol keluar.

4. Upacara Ekah
    Ungkapan rasa syukur, telah dikaruniai anak oleh Tuhan yang maha kuasa dan mengharapkan anak itu menjadi anak yang soleh yag dapat menolong kedua orangtuanya nanti di  alam akhirat. Pada pelakasaan upacara ini, biasanya diselenggarakan setelah bayi berusia 7 hari, atau 14 hari, dan boleh juga setelah 21 hari. Perlengkapan yang harus disediakan adalah Domba atau kambing untuk disembelih, kalau laki-laki 2 ekor, kalau perempuan seekor saja.

5. Upacara Nurunkeun
    Ialah upacara pertama kali bayi dibawa kehalaman rumah, maksudnya mengenal lingkungan dan sebagai pemberitahuan kepada tentangga bahwa bayi itu sudah dapat digendong dibawa berjalan-jalan dihalaman rumah.

6. Upacara Cukuran/Marhabaan

    Upacara tersebut dimaksudkan untuk membersihkan atau menyucikan rambut bayi dari segala macam najis. Upacara itu dilaksanakan pada saat bayi berumur 40 hari. Perlengkapanya ialah wadah yang diberi air kembang 7 rupa dan gunting yang digantungi perhiasaan emas berupa kalung, cincin, atau gelang untuk mencukur rambut bayi. Marhabaan atau pujian yaitu memuji sifat-sifat agung Nabi SAW. pada saat marhabaan itulah rambut bayi digunting sedikit oleh beberapa orang yang berdoa pada saat itu.

7. Upacara Turun Taneuh
    Ialah upacara pertama kali bayi menjejakkan kakinya ketanah upacara itu dilaksanakan saat bayi sudah besar dan bisa merangkak, upacara ini dimaksudkan anak ini mengetahui keduniawian dan untuk mengtaahui menjadi apakah anak itu kelak.

C. MASA NIFAS SEORANG IBU

    Dalam hal nifas, adat sunda tidak ada ritual-ritual khusus seperti diatas, karena bagi mereka, nifas pada seorang ibu adalah hal yang biasa terjadi. Dan setelah masa nifas 40 hari itulah baru dilaksankan upacara seperti memotong rambut bayi dan sebagainya.

D. UPACARA MASA KANAK-KANAK

1. Upacara Gusaran
    Adalah meratakan gigi anak perempuan denganalat khusus. Maksudnya ialah agar gigi anak perempuan itu rata dan terutama agar nampak bertambah cantik. Upacara gusaran dilaksanakan apabila anak permepuan itu berusia 7 tahun.

2. Upacara Sepitan/Sunatan
 Dilakukan denga maksud agar alat vitalnya bersih dari najis. Anak yang telah menjalani sunatan, dianggap telah melaksanakan salah satu syarat sebagai umat islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar